Tenggarong (20/06/25) Kutai Kartanegara — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara terus menggaungkan komitmennya dalam mencegah pernikahan anak. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah melalui media penyiaran publik, bekerja sama dengan LPPL RPK 100.6 FM dalam program “Odah Bekesah” yang kali ini mengangkat tema “GENCAR! Bersama Cegah Pernikahan Anak Demi Masa Depan Cerah.”
Acara yang disiarkan langsung melalui radio streaming dan media sosial ini dipandu oleh Dhea Faradilla, S.Psi sebagai host, serta menghadirkan dua narasumber utama yang kompeten di bidangnya, yaitu:
Acara yang disiarkan langsung melalui radio streaming dan media sosial ini dipandu oleh Dhea Faradilla, S.Psi sebagai host, serta menghadirkan dua narasumber utama yang kompeten di bidangnya, yaitu:
- H. Hero Suprayetno, S.Sos., M.Si — Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
- Nurul Fitriningsih, SKM., MPH — Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga dan Pemenuhan Hak Anak, DP3A Kukar.
Dalam dialog hangat tersebut, H. Hero Suprayetno menegaskan bahwa pernikahan anak adalah masalah serius yang menghambat kualitas generasi masa depan. “Anak adalah aset pembangunan. Ketika mereka dinikahkan di usia dini, maka hak-hak dasarnya dalam pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dapat terenggut,” ujarnya.
Dalam perbincangan tersebut, H. Hero Suprayetno menekankan bahwa pencegahan pernikahan anak tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Ia menyebut bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci dalam menciptakan perubahan. Lewat program GeNCAR (Gerakan Nasional Pencegahan Perkawinan Anak Regional), DP3A Kukar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu ini.
“Pernikahan anak bukan hanya persoalan hukum, tapi juga berdampak besar pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan generasi muda. Jika ini tidak dicegah, maka akan berimplikasi pada tingginya angka stunting, kekerasan dalam rumah tangga, dan kemiskinan struktural,” tegasnya.
Sementara itu, Nurul Fitriningsih menambahkan bahwa DP3A Kukar telah menggagas program GeNCAR (Gerakan Nasional Pencegahan Perkawinan Anak Regional) sebagai langkah strategis yang bersinergi dengan berbagai pihak, mulai dari sekolah, tokoh adat, tokoh agama, hingga perangkat desa.
Sementara itu, Nurul Fitriningsih menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan DP3A Kukar bersifat menyeluruh, mulai dari edukasi di sekolah, penyuluhan di desa, hingga penguatan peran tokoh adat dan agama. Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan orang tua dalam memberikan pemahaman yang benar tentang tumbuh kembang anak dan kesiapan menikah secara fisik, mental, maupun sosial.
lanjutnya Nurul Fitriningsih menjelaskan “Di beberapa wilayah, pernikahan anak masih dianggap solusi terhadap pergaulan bebas atau kondisi ekonomi. Padahal, itu justru menciptakan masalah baru. Kita harus ubah pola pikir ini secara perlahan dengan pendekatan yang humanis dan berbasis kearifan lokal,” GeNCAR juga mendorong perubahan pola pikir masyarakat bahwa pernikahan bukan solusi dari persoalan ekonomi atau moral. Anak-anak harus tumbuh optimal dan diberi ruang untuk bermimpi serta meraih masa depan cerah,” jelas Nurul.
Acara ini juga mendapat dukungan dari tim teknis, penyiar, dan content creator yang aktif membagikan pesan edukatif melalui berbagai kanal digital seperti Instagram, TikTok, dan Facebook di akun resmi @rpk100.6fm.
Dengan dukungan media dan pemerintah daerah, siaran ini diharapkan mampu menyentuh hati masyarakat luas agar lebih sadar dan aktif dalam mencegah pernikahan anak—demi masa depan Kukar yang lebih sejahtera dan berkualitas.