Orang Tua Menjadi Role Model Literasi

21 February 2024, 12:44 PM

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ORANG TUA MENJADI ROLE MODEL LITERASI

Paul Jennings, jurnalis dan penulis cerita anak termasyhur Australia, berkata, "Tak ada gunanya mencoba menularkan "virus"membaca ke dalam diri anak-anak jika Anda sendiri tak pernah memilikinya."

Ungkapan di atas  mengingatkan betapa orang tua memiliki peran utama dalam keluarga sebagai lembaga pendidikan in formal pertama dan utama bagi seorang anak.

Mewujudkan gerakan literasi dimulai dari rumah bukan hal yang mudah, karena harus diakui bahwa budaya literasi masih terasa asing di tengah-tengah masyarakat dan keluarga. Masyarakat kita masih terbiasa dengan budaya verbal alias ngobrol daripada budaya baca.

Membaca belum menjadi kebiasaan, kebutuhan, apalagi gaya hidup. Jadi hal utama dan pertama yang harus dibangun adalah adanya kesadaran dan rasa butuh terhadap penting nya membaca. Dengan kesadaran itu lah diharapan  budaya literasi dalam keluarga diharapkan terwujud.

Sekali lagi Gerakan literasi perlu dimulai dari rumah. Rumahlah merupakan awal dari tempat berkumpulnya keluarga inti yang meliputi ayah, ibu, anak, dan juga  anggota keluarga terdekat lainnya.

Fenomena saat ini terjadi adalah rumah seolah-olah hanya sebagai tempat istirahat atau tempat tidur saja, karena sesampainya di rumah, para anggota keluarga selain sibuk dengan tontonan vavoritnya, juga sibuk dengan gadget nya masing-masing.

Di rumah anggota keluarga berkumpul, tapi seolah-olah terpisah. Para penghuninya sibuk dengan dunia nya masing-masing. Penguatan gerakan literasi di rumah bisa dipolakan dengan:  

Mulailah membiasakan mengajak anggota keluarga melaksanakan gerakan membaca minimal 15 menit sebelum tidur, atau mungkin durasinya bisa ditambah lebih dari 15 menit, antara waktu dari jam 18.00 sampai dengan 21.00 cukup panjang.

Pada waktu tersebut disarankan para anggota keluarga untuk berkumpul, yang  diisi dengan kegiatan bercengkrama, belajar, bermain, membaca, atau aktivitas bermanfaat lainnya.

Menyuruh anggota keluarga membaca buku, tentu kewajiban orang tua memberi contoh teladan dan juga mengupayakan menyediakan buku-buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian keperluan dalam keluarga.

Mewujudkan gerakan literasi dimulai dari rumah bukan hal yang mudah, karena harus diakui bahwa budaya literasi masih terasa asing di tengah-tengah masyarakat dan keluarga. Masyarakat kita masih terbiasa dengan budaya verbal alias ngobrol daripada budaya baca.

Membaca belum menjadi kebiasaan, kebutuhan, apalagi gaya hidup. Jadi hal utama dan pertama yang harus dibangun adalah adanya kesadaran dan rasa butuh terhadap penting nya membaca. Dengan kesadaran itu lah diharapan  budaya literasi dalam keluarga diharapkan terwujud.

Sekali lagi Gerakan literasi perlu dimulai dari rumah. Rumahlah merupakan awal dari tempat berkumpulnya keluarga inti yang meliputi ayah, ibu, anak, dan juga  anggota keluarga terdekat lainnya.

Fenomena saat ini terjadi adalah rumah seolah-olah hanya sebagai tempat istirahat atau tempat tidur saja, karena sesampainya di rumah, para anggota keluarga selain sibuk dengan tontonan vavoritnya, juga sibuk dengan gadget nya masing-masing.

Di rumah anggota keluarga berkumpul, tapi seolah-olah terpisah. Para penghuninya sibuk dengan dunia nya masing-masing. Penguatan gerakan literasi di rumah bisa dipolakan dengan:  

Mulailah membiasakan mengajak anggota keluarga melaksanakan gerakan membaca minimal 15 menit sebelum tidur, atau mungkin durasinya bisa ditambah lebih dari 15 menit, antara waktu dari jam 18.00 sampai dengan 21.00 cukup panjang.

Pada waktu tersebut disarankan para anggota keluarga untuk berkumpul, yang  diisi dengan kegiatan bercengkrama, belajar, bermain, membaca, atau aktivitas bermanfaat lainnya.

Menyuruh anggota keluarga membaca buku, tentu kewajiban orang tua memberi contoh teladan dan juga mengupayakan menyediakan buku-buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian keperluan dalam keluarga.

Membuat perpustakaan mini atau pojok baca di rumah dimana kita bisa menyimpan rak buku dan menyusunnya dengan rapi. Sehingga keluarga bisa menghabiskan waktu senggangg nya dengan kegiatan membaca bersama.

Tak ada hal yang sulit untuk sebuah kebaikan jika kita terus berusaha untuk mewujudkannya. Program literasi di rumah adalah sebuah harapan untuk mencetak generasi yang memiliki wawasan luas, berpikir bijak dan memiliki keimanan yang kuat.

Program literasi di rumah mungkin akan sedikit sulit dibandingkan melakukannya di sekolah. Namun, tidak ada hal yang mustahil jika kita sebagai orang tua terus berusaha mewujudkannya.

Kategori Post

Berita Terkait